Kebijakan Pemerintah terhadap Togel dari Masa ke Masa

Kebijakan Pemerintah terhadap Togel dari Masa ke Masa. Razia besar-besaran di Jakarta dan Jawa Barat awal November 2025, yang ungkap jaringan togel online dengan transaksi harian miliaran rupiah, kembali nyalakan sorotan pada permainan toto gelap ini. Polisi selamatkan ratusan korban potensial kecanduan, tapi insiden itu juga angkat pertanyaan lama: bagaimana pemerintah tangani togel dari masa ke masa? Kebijakan terhadap judi numerik ini berliku-liku, dari dukungan kolonial untuk tambal defisit hingga larangan tegas pasca-kemerdekaan, lalu adaptasi rumit di era digital. Di balik angka-angka yang diumbar, togel cerminkan dinamika kekuasaan dan sosial: alat ekonomi bagi penjajah, racun moral bagi pejuang kemerdekaan, dan tantangan cyber bagi pemerintahan modern. Kisah ini tak hanya sejarah, tapi pelajaran hidup—bagaimana harapan cepat kaya bentur regulasi negara, dan mengapa togel tetap bertahan meski dikejar habis-habisan. Saat Kominfo blokir ribuan situs judi minggu ini, evolusi kebijakan ini jadi pengingat: larangan tak cukup, butuh pendekatan holistik untuk putus siklus. BERITA BASKET

Kebijakan Kolonial: Lotre sebagai Instrumen Ekonomi: Kebijakan Pemerintah terhadap Togel dari Masa ke Masa

Era kolonial Belanda tandai awal togel sebagai kebijakan negara yang disengaja. Pada 1920-an, saat Hindia Belanda hadapi krisis keuangan pasca-Perang Dunia I, Gubernur Jenderal izinkan lotre numerik lewat ordonansi khusus. Disebut Numerieke Loterij, permainan ini ajak rakyat tebak empat digit angka, dengan hadiah tunai dari 1.000 hingga 100.000 gulden. Tujuannya pragmatis: kumpulkan pajak tidak langsung untuk proyek infrastruktur seperti rel kereta di Jawa dan irigasi di Sumatra. Belanda atur ketat—agen resmi jual tiket di kota-kota besar, undian ditarik di kantor pemerintah, dan pajak 40% langsung masuk kas kolonial.

Popularitasnya cepat, terutama di kalangan pribumi miskin yang lihat lotre sebagai jalan pintas keluar kemiskinan. Di Batavia dan Semarang, pengaruh pedagang Tiongkok campur elemen lokal seperti judi dadu, bikin permainan lebih hidup. Pendapatan lotre capai jutaan gulden tahunan, cukup untuk bangun jalan raya di Jawa Tengah. Belanda tak ragu promosikan via koran kolonial, tapi awasi ketat untuk cegah penyalahgunaan. Di 1930-an, saat Depresi Besar global hantui, varian mingguan ditambah, tarik pegawai negeri dan pedagang. Kebijakan ini sukses ekonomi, tapi tanam benih sosial: rakyat ketagihan, desa-desa terlilit utang, meski Belanda anggap sebagai “hiburan rakyat”. Saat Jepang invasi 1942, lotre sempat lumpuh, tapi pasca-Perang Dunia II, Belanda hidupkan lagi untuk “pemulihan”. Ini jadi model: judi sebagai alat negara, bukan ancaman, dan akar togel modern tertanam di sini.

Era Kemerdekaan dan Orde Baru: Pelarangan Tegas dengan Celah Legal: Kebijakan Pemerintah terhadap Togel dari Masa ke Masa

Pasca-proklamasi 1945, semangat revolusi bawa perubahan radikal. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Hukum Pidana langsung larang segala bentuk judi, anggap lotre kolonial sebagai warisan penjajah yang rusak moral bangsa. Togel resmi mati, tapi versi gelap lahir: agen lama operasi bawah tanah, pakai nomor Singapura sebagai acuan. Di era Soekarno, razia sporadis digelar, tapi prioritas nasional seperti perang kemerdekaan buat penindakan lemah. Polisi fokus kota besar seperti Jakarta, tapi di pedesaan Jawa, bandar mulut ke mulut tetap ramai—tebak angka dari mimpi atau tanda alam jadi tradisi.

Masuk Orde Baru, kebijakan lebih ambivalen. Meski larangan tetap, Soeharto izinkan bentuk “sumbangan berhadiah” seperti SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah) pada 1973, dan Porkas (Pornas) 1980-an untuk dana olahraga. Porkas, misalnya, undi mingguan dengan hadiah mobil dan rumah, kumpulkan miliaran rupiah untuk PON dan pembangunan. Ini legalisasi terselubung: pemerintah ambil untung, rakyat ikut harap kaya, tapi kritik moral dari ulama dan aktivis picu kontroversi. Pada 1990-an, tekanan internasional dan skandal korupsi bikin Porkas dihapus 1993. Penindakan ketat kembali: razia nasional 1995 tangkap ribuan bandar, tapi togel gelap tetap kuat di daerah miskin. Kebijakan ini campur aduk—larang tegas di atas kertas, tapi celah legal untuk tambal anggaran—ciptakan paradoks di mana pemerintah untung dari judi sambil kutuk ketergantungan rakyat.

Era Reformasi hingga Kini: Tantangan Digital dan Respons Modern

Reformasi 1998 bawa angin segar: desentralisasi beri daerah wewenang razia, tapi juga buka pintu korupsi lokal. Kebijakan pusat tetap larang via KUHP Pasal 303, tapi togel online ledak di 2000-an. Internet bikin permainan mudah: situs luar negeri tawarkan tebakan via app, bayar e-wallet, dan prediksi AI. Kominfo blokir jutaan situs sejak 2018, tapi VPN dan kripto jadi pelindung—transaksi tahunan capai triliunan rupiah. Di era Jokowi, Perpres 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pertandingan Olahraga tingkatkan dana legal, tapi judi gelap tetap marak, picu Kemenko PMK kampanye anti-kecanduan 2022.

Terkini, November 2025 tandai puncak respons: Satgas Pemberantasan Judi Online gagalkan jaringan lintas provinsi, selamatkan Rp 500 miliar. Polri dan BSSN kolaborasi blokir 2.000 domain, sementara undang-undang baru usul pidana maksimal 10 tahun untuk bandar digital. Di daerah, Jawa Barat dan Sumatera Utara razia mingguan, tapi tantangan besar: 70% pemain remaja via ponsel, risiko pencucian uang dan sindikat asing. Kebijakan kini holistik—edukasi sekolah, bantuan ekonomi desa—tapi kritik bilang kurang tegas, karena dana gelap sering bocor ke politik. Evolusi ini tunjukkan: dari alat kolonial ke ancaman cyber, pemerintah belajar adaptasi, tapi togel tetap simbol ketidakpastian sosial.

Kesimpulan

Kebijakan pemerintah terhadap togel dari masa ke masa adalah cermin perjalanan bangsa: dari dukungan kolonial untuk untung ekonomi, pelarangan revolusioner yang penuh celah, hingga perang digital era modern. Razia November 2025 jadi titik balik, tapi sejarah ajar bahwa larangan saja tak cukup—perlu akar rumput: pendidikan anti-kecanduan, peluang kerja adil, dan regulasi cyber ketat. Di balik angka-angka gelap, togel ungkap luka kemiskinan yang tak sembuh, tapi juga potensi: ubah energi itu ke investasi legal. Ke depan, pemerintah punya peluang: jadikan pelajaran ini fondasi masyarakat bebas godaan, di mana harapan tak lagi dijual murah. Saat kita tutup babak ini, ingat: kebijakan bijak bukan soal hancurkan mimpi, tapi arahkan ke jalan yang lebih cerah.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *